Biologi adalah
ilmu alam yang mempelajari
kehidupan, dan
organisme hidup, termasuk struktur, fungsi, pertumbuhan,
evolusi, persebaran, dan
taksonominya.
[1] Ilmu biologi modern sangat luas, dan
eklektik,
serta terdiri dari berbagai macam cabang, dan subdisiplin. Namun,
meskipun lingkupnya luas, terdapat beberapa konsep umum yang mengatur
semua penelitian, sehingga menyatukannya dalam satu bidang. Biologi
umumnya mengakui
sel sebagai satuan dasar kehidupan,
gen sebagai satuan dasar
pewarisan, dan
evolusi sebagai mekanisme yang mendorong terciptanya
spesies baru. Selain itu, organisme diyakini bertahan dengan mengonsumsi, dan mengubah
energi serta dengan
meregulasi keadaan dalamnya agar tetap stabil, dan vital.
Subdisiplin biologi didefinisikan berdasarkan skala organisme yang
dipelajari, jenis organisme yang dipelajari, dan metode yang digunakan
untuk mempelajarinya antara lain:
[2]
Sejarah
Istilah
biologi berasal dari kata dalam
bahasa Yunani βίος,
bios, yang berarti "
kehidupan", dan akhiran
-λογία,
-logia, yang artinya "ilmu."
[3][4] Bentuk Latin dari kata tersebut (
biologi) pertama kali digunakan oleh
Linnaeus (Carl von Linné) dalam karyanya yang berjudul
Bibliotheca botanica pada tahun 1736. Kata tersebut dipakai lagi pada tahun 1766 oleh
Michael Christoph Hanov dalam tulisannya yang berjudul
Philosophiae naturalis sive physicae: tomus III, continens geologian, biologian, phytologian generalis. Terjemahan
bahasa Jermannya, yaitu
Biologie,
pertama kali muncul dalam terjemahan karya Linnaeus pada tahun 1771.
Pada tahun 1797, Theodor Georg August Roose menggunakan istilah tersebut
dalam pendahulu bukunya yang bertajuk
Grundzüge der Lehre van der Lebenskraft.
Karl Friedrich Burdach
pada tahun 1800 memakai istilah ini dalam arti yang lebih sempit, yaitu
penelitian manusia dari sudut pandang morfologis, fisiologis, dan
psikologis (
Propädeutik zum Studien der gesammten Heilkunst). Istilah
biologi dalam pengertian modern baru muncul dalam buku
Biologie, oder Philosophie der lebenden Natur (1802–22) yang ditulis oleh
Gottfried Reinhold Treviranus. Di dalam buku tersebut tertulis:
[5]
“ |
Objek penelitian kami adalah
berbagai macam bentuk dan perwujudan kehidupan, keadaan dan hukum yang
mengatur fenomena tersebut, serta penyebabnya. Ilmu yang terkait dengan
objek tersebut kami sebut biologi [Biologie] atau doktrin kehidupan
[Lebenslehre]. |
” |
Walaupun biologi modern merupakan perkembangan yang relatif baru, ilmu yang terkait sudah dipelajari dari masa lampau.
Filsafat alam dapat ditemui di peradaban
Mesopotamia,
Mesir,
India, dan
Tiongkok. Namun, asal-usul, dan pendekatan biologi modern berasal dari masa
Yunani Kuno.
[6] Walaupun penelitian
kedokteran dapat ditilik ke masa
Hippocrates (ca. 460 SM – ca. 370 SM),
Aristoteles (384 SM – 322 SM) adalah tokoh yang paling berjasa dalam mengembangkan biologi. Salah satu karya terpentingnya adalah
Historia Animalium,
dan beberapa karya lain yang menunjukkan cara pandang seorang peneliti
alam, serta karya-karya empirisnya yang mencoba mempelajari sebab-akibat
biologis, dan keanekaragaman hayati. Penerus Aristoteles di
Lyceum, yaitu
Theophrastus, menulis buku-buku tentang
botani yang berpengaruh hingga ke
Abad Pertengahan.
Ilmuwan Islam abad pertengahan yang mempelajari biologi meliputi
al-Jahiz (781–869),
Ad-Dinawari (828–896), yang menulis tentang botani,
[7] dan
ar-Razi (865–925), yang menulis tentang
anatomi, dan
fisiologi.
Kedokteran
dipelajari berdasarkan tradisi filsuf Yunani, sementara ilmu alam
sangat dipengaruhi oleh pemikiran Aristoteles, terutama perihal hierarki
kehidupan.
Biologi mulai berkembang pesat setelah
Antony van Leeuwenhoek memperbaiki
mikroskopnya. Berkatnya,
spermatozoa,
bakteri,
infusoria, dan berbagai macam kehidupan mikroskopik lain berhasil ditemukan. Penyelidikan yang dilakukan oleh
Jan Swammerdam membangkitkan ketertarikan terhadap bidang
entomologi, dan membantu mengembangkan teknik
pembedahan, dan
pewarnaan (
staining) mikroskopik.
[8]
Kemajuan
mikroskop
juga sangat memengaruhi pemikiran tentang biologi. Pada awal abad
ke-19, sejumlah ahli biologi mulai menyadari pentingnya konsep
sel. Kemudian, pada tahun 1838,
Schleiden, dan
Schwann
mulai menganjurkan gagasan (yang kini diterima secara luas) bahwa (1)
satuan dasar organisme adalah sel, dan (2) masing-masing sel memiliki
karakteristik
kehidupan, walaupun mereka menentang gagasan bahwa (3) semua sel berasal dari pembagian sel lain. Akan tetapi, berkat karya
Robert Remak, dan
Rudolf Virchow, pada tahun 1860-an sebagian besar ahli biologi menerima ketiga hal tersebut yang kini disebut
teori sel.
[9]
Sementara itu, taksonomi, dan klasifikasi menjadi pusat perhatian sejarawan alam.
Carl Linnaeus menerbitkan
taksonomi dasar pada tahun 1735 (berbagai macam variasi telah digunakan semenjak itu), dan pada tahun 1750-an memperkenalkan
nama ilmiah untuk spesies.
[10] Georges-Louis Leclerc, Comte de Buffon,
menganggap spesies sebagai kategori buatan, dan menyatakan bahwa
kehidupan dapat berubah—bahkan mengusulkan kemungkinan adanya
nenek moyang bersama. Walaupun menentang teori evolusi, Buffon merupakan tokoh penting dalam
sejarah pemikiran evolusi; karyanya memengaruhi teori evolusi
Lamarck, dan
Darwin.
[11]
Pemikiran evolusioner dapat ditilik kembali ke karya
Jean-Baptiste Lamarck.
[12]
Ia menyatakan bahwa evolusi merupakan hasil dari tekanan lingkungan
terhadap sifat suatu hewan, yang berarti semakin sering suatu organ
digunakan, semakin kompleks, dan efisien organ itu, sehingga membuat
hewan teradaptasi dengan lingkungan. Lamarck juga meyakini bahwa sifat
yang didapat ini dapat diturunkan ke generasi berikutnya, yang akan
terus mengembangkan, dan menyempurnakannya.
[13] Namun, hipotesis ini kini ditolak, dan baru pada akhir abad ke-19
Charles Darwin berhasil merumuskan teori
evolusi berdasarkan
seleksi alam dengan menggabungkan pendekatan biogeografis
Humboldt, geologi
Lyell, tulisan
Malthus
tentang pertumbuhan populasi, dan keahlian morfologis serta
pengamatannya sendiri di alam; penalaran, dan bukti yang mirip juga
membuat
Alfred Russel Wallace mencapai kesimpulan yang sama.
[14] Meskipun banyak ditentang oleh agamawan, teori Darwin diterima oleh komunitas ilmiah, dan segera menjadi
aksioma dasar dalam ilmu biologi.
Pada tahun 1940-an, dan awal tahun 1950-an, penelitian berhasil membuktikan bahwa
asam deoksiribonukleat (ADN) merupakan komponen
kromosom yang mengandung satuan pewarisan yang kini disebut
gen. Pemusatan perhatian pada model organisme baru seperti
virus, dan
bakteri serta penemuan struktur untai ganda ADN pada tahun 1953 menandai jalannya peralihan ke masa
genetika molekuler.
Kode genetik berhasil dipecahkan oleh
Har Gobind Khorana,
Robert W. Holley, dan
Marshall Warren Nirenberg setelah memahami bahwa ADN mengandung
kodon. Akhirnya,
Proyek Genom Manusia diluncurkan pada tahun 1990 dengan tujuan untuk memetakan semua
genom manusia DNA. Proyek ini selesai pada tahun 2003,
[15]
dan merupakan langkah pertama dalam menggabungkan pengetahuan biologi
dengan definisi tubuh manusia, dan organisme lain secara fungsional, dan
molekuler.
Dasar biologi modern
Teori sel
Menurut teori sel,
sel merupakan satuan dasar
kehidupan, dan semua kehidupan terdiri dari satu atau lebih atau produk sel yang
disekresikan (seperti tempurung). Semua sel
terbelah dari sel lain. Pada akhirnya, setiap sel di tubuh
organisme multiseluler berasal dari satu sel di dalam
sel telur yang terfertilisasi. Sel juga dianggap sebagai satuan dasar dalam proses patologis,
[16] dan fenomena
aliran energi terjadi di sel sebagai bagian dari proses
metabolisme. Selain itu, sel mengandung satuan pewarisan (ADN) yang diwariskan dari satu sel ke sel lain selama proses pembelahan sel.
Evolusi
Salah satu konsep penting dalam biologi adalah konsep bahwa kehidupan
berubah melalui mekanisme evolusi, dan bahwa semua organisme punya
nenek moyang bersama. Berdasarkan teori evolusi, semua organisme di
Bumi, baik yang masih hidup maupun yang sudah punah, berasal daru satu nenek moyang atau
lungkang gen bersama. Nenek moyang bersama terakhir diyakini muncul sekitar 3,5 miliar tahun yang lalu.
[17] Ahli biologi biasanya memandang keseragaman
kode genetik sebagai bukti yang mendukung teori nenek moyang bersama semua
bakteri,
archaea, dan
eukariot.
[18]
Walaupun diperkenalkan dalam kamus ilmiah oleh
Jean-Baptiste de Lamarck pada tahun 1809,
[19] evolusi baru dikukuhkan sebagai teori ilmiah lima puluh tahun kemudian oleh
Charles Darwin dengan menjelaskan mekanisme pendorongnya:
seleksi alam[20][21] (
Alfred Russel Wallace juga diakui sebagai salah satu penemu evolusi karena ia membantu penelitian, dan percobaan yang terkait dengan konsep ini).
[22] Darwin menjelaskan bahwa spesies, dan ras berkembang melalui proses
seleksi alam, dan
seleksi buatan atau
pengembangbiakan selektif.
[23] Hanyutan genetik dianggap sebagai mekanisme tambahan dalam
sintesis modern teori evolusi.
[24] Evolusi kini digunakan untuk menjelaskan keanekaragaman kehidupan di Bumi.
Sejarah evolusioner
spesies, dan hubungan genealogisnya dengan spesies lain disebut
filogeni. Informasi tentang filogeni dihasilkan dari berbagai macam pendekatan, seperti perbandingan
rangkaian ADN yang dilakukan dalam bidang
biologi molekuler atau
genomika, dan perbandingan
fosil dalam bidang
paleontologi.
[25] Untuk memperkirakan jangka waktu terjadinya evolusi, ilmuwan juga menggunakan berbagai metode, seperti
penanggalan radiokarbon.
[26] Ahli biologi menganalisis hubungan evolusioner dengan metode
filogenetika,
fenetika, dan
kladistika.
Genetika
Gen adalah satuan pewarisan utama semua organisme. Gen merupakan bagian dari
ADN yang memengaruhi bentuk atau fungsi organisme. Semua organisme, dari bakteri hingga hewan, memiliki mekanisme yang men
translasi ADN menjadi
protein. Sel men
transkripsi ADN menjadi
asam ribonukleat (ARN), dan
ribosom kemudian mentranslasi ARN menjadi protein, sebuah rangkaian
asam amino.
Kode translasi semua organisme pada dasarnya sama. Misalnya, rangkaian ADN yang menyandikan
insulin dalam tubuh manusia juga menyandikan insulin ketika dimasukkan ke organisme lain seperti tumbuhan.
[27]
ADN biasanya berbentuk
kromosom linear dalam
eukariota, dan kromosom lingkaran dalam
prokariota. Kromosom adalah struktur yang terdiri dari ADN, dan
histon. Rangkaian kromosom dalam sel, dan satuan pewarisan lain yang dapat ditemui dalam
mitokondria,
kloroplas, dan tempat lain secara kolektif disebut
genom. Dalam eukariota, ADN genomik terletak di
nukleus sel, bersama dengan sejumlah
mitokondria, dan
kloroplas. Dalam prokariota, ADN ada di dalam
sitoplasma yang disebut
nukleoid.
[28] Informasi genetik dalam sebuah genom disimpan dalam gen, dan himpunan informasi tersebut dalam suatu organisme disebut
genotip.
[29]
Homeostasis
Hipotalamus mengeluarkan
CRH, yang membuat
kelenjar pituitari mengeluarkan
ACTH. Kemudian, ACTH membuat korteks adrenal mengeluarkan
glukokortikoid, seperti
kortisol.
Glukokortikoid kemudian mengurangi laju sekresi hipotalamus dan
kelenjar pituitari bila jumlah glukokortikoid yang dikeluarkan sudah
cukup.
[30]
Homeostasis adalah kemampuan suatu
sistem terbuka dalam meregulasi stabilitas lingkungan dengan melakukan penyesuaian
keseimbangan dinamika yang diatur oleh mekanisme regulasi yang terkait. Semua
organisme hidup, baik
uniseluler maupun
multiseluler, mengalami homeostasis.
[31]
Untuk menjaga keseimbangan dinamika, dan melakukan fungsi tertentu
secara efektif, suatu sistem harus melacak, dan menanggapi gangguan.
Setelah melacak gangguan, sistem biologis biasanya menanggapi melalui
proses
umpan balik negatif.
Artinya, sistem tersebut menstabilkan keadaan dengan mengurangi atau
meningkatkan aktivitas suatu organ atau sistem. Contohnya adalah
pelepasan
glukagon ketika kadar gula dalam tubuh terlalu rendah.
Energi
Skema yang menggambarkan pemrosesan energi dalam tubuh manusia.
Keberlangsungan suatu organisme bergantung pada masukan
energi
secara terus menerus. Reaksi kimia yang membentuk struktur, dan fungsi
tertentu dapat mengambil energi dari suatu substansi yang menjadi
makanannya untuk membantu membentuk, dan mempertahankan sel baru. Dalam
proses ini,
molekul
bahan kimia yang menjadi makanan memainkan dua peran; pertama, makanan
tersebut mengandung energi yang dapat diubah untuk mendukung reaksi
kimia biologis; kedua, makanan tersebut mengembangkan struktur molekuler
baru.
Organisme yang berperan dalam menghantarkan energi ke suatu ekosistem disebut
autotrof. Hampir semua organisme autotrof memperoleh energi dari matahari.
[32] Tumbuhan, dan
fototrof lainnya menggunakan energi matahari melalui proses
fotosintesis yang mengubah bahan baku menjadi molekul organik, seperti
ATP, yang dapat dipecahkan ikatannya untuk menghasilkan energi.
[33] Namun, beberapa
ekosistem hanya bergantung pada
kemotrof yang mendapatkan energi dari
metana,
sulfida, atau sumber energi non-matahari lainnya.
[34]
Beberapa energi yang diperoleh digunakan untuk menghasilkan
biomassa yang dapat mempertahankan
kehidupan,
dan mendukung pertumbuhan, dan perkembangan. Kebanyakan sisa energi
hanya menjadi panas, dan molekul buangan. Proses penting yang mengubah
energi yang terperangkap dalam substansi kimia menjadi energi yang
berguna untuk kehidupan disebut
metabolisme,
[35] dan
respirasi sel.
[36]
Penelitian
Struktural
Skema
sel hewan yang menggambarkan berbagai
organel dan struktur.
Biologi molekuler mempelajari biologi dalam tingkatan
molekul.
[37] Bidang ini bersentuhan dengan bidang biologi lainnya, terutama
genetika, dan
biokimia.
Biologi molekuler mencoba memahami interaksi antara berbagai sistem
sel, termasuk hubungan antar ADN, ARN, dan sintesis protein. Selain itu,
bidang ini juga membelajari bagaimana interaksi tersebut diatur.
Biologi sel adalah ilmu yang terkait dengan properti struktural, dan
fisiologis
sel, termasuk perilaku, interaksi, dan lingkungan. Hal ini dilakukan
dalam tingkatan mikroskopik, dan molekuler untuk mempelajari organisme
bersel satu seperti
bakteri serta sel dalam organisme multiseluler seperti
manusia.
Pemahaman akan fungsi, dan struktur sel berperan penting dalam ilmu
biologi. Kemiripan, dan pebedaan antara berbagai jenis sel juga sangat
terkait dengan bidang biologi molekuler.
Anatomi mempelajari struktur makroskopik seperti organ, dan sistem organ,
[38] sementara
genetika merupakan ilmu
gen,
pewarisan, dan variasi dalam
organisme.
[39][40] Gen menyandikan informasi yang penting untuk mensintesiskan protein, yang kemudian membentuk
fenotip organisme. Dalam penelitian modern, genetika juga menyelidiki fungsi gen tertentu, dan menganalisis
interaksi genetik. Di dalam tubuh organisme, informasi genetik biasanya ada di dalam
kromosom, di dalam struktur kimia molekul ADN tertentu.
Biologi perkembangan mempelajari proses pertumbuhan, dan perkembangan organisme. Bidang ini berasal dari
embriologi, dan menyelidiki kuasa genetik atas
pertumbuhan sel,
diferensiasi sel, dan
morfogenesis, yang merupakan proses yang menghasilkan jaringan, organ, dan anatomi. Organisme yang biasanya menjadi
model dalam bidang ini meliputi cacing
Caenorhabditis elegans,[41] lalat buah
Drosophila melanogaster,[42] ikan zebra
Danio rerio,[43] tikus
Mus musculus,
[44], dan tumbuhan
Arabidopsis thaliana.
[45][46]
Organisme-organisme tersebut dipelajari untuk memahami fenomena biologi
tertentu, dengan harapan penemuan pada organisme tersebut dapat
menambah pengetahuan tentang cara kerja organisme lain.
[47]
Fisiologis
![! !](https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/e/ec/Crystal_Clear_app_xmag.svg/20px-Crystal_Clear_app_xmag.svg.png)
Artikel utama untuk bagian ini adalah:
Fisiologi
Fisiologi menyelidiki proses mekanik, fisik, dan biokimia organisme
hidup dengan mencoba memahami bagaimana semua struktur bekerja secara
keseluruhan. Gagasan “dari struktur ke fungsi” merupakan gagasan yang
penting dalam bidang biologi. Penelitian fisiologis secara tradisional
terbagi menjadi
fisiologi tumbuhan, dan
hewan, namun beberapa prinsip fisiologi berlaku untuk semua
organisme. Misalnya, fisiologi sel
ragi mungkin juga berlaku untuk sel manusia. Bidang fisiologi hewan menggunakan alat, dan metode dalam
fisiologi manusia untuk spesies non-manusia. Fisiologi tumbuhan meminjam teknik dari kedua bidang tersebut.
Fisiologi juga mempelajari bagaimana
sistem saraf,
kekebalan,
endokrin,
pernapasan, dan
peredaran darah bekerja, dan berinteraksi. Penelitian sistem tersebut juga dilakukan oleh bidang yang berorientasi pada
kedokteran seperti
neurologi, dan
imunologi.
Evolusioner
Penelitian evolusioner terkait dengan asal usul, dan nenek moyang
spesies,
dan juga perubahannya seiring berjalannya waktu. Bidang ini juga
meliputi ilmuwan dari berbagai bidang yang terkait dengan taksonomi.
Contohnya adalah ilmuwan yang berspesialisasi dalam organisme tertentu
seperti
mamalogi,
ornitologi,
botani, dan
herpetologi. Organisme-organisme tersebut digunakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan evolusi yang umum.
Biologi evolusioner sebagian didasarkan dari
paleontologi (yang menggunakan catatan
fosil untuk menjawab pertanyaan tentang cara, dan tempo evolusi)
[48], dan sebagian lagi dari
genetika populasi[49] , dan teori evolusioner. Pada tahun 1980-an,
biologi perkembangan memasuki kembali bidang biologi evolusioner setelah sebelumnya dikeluarkan dari
sintesis modern akibat penelitian
biologi perkembangan evolusioner.
[50] Bidang lain yang terkait, dan sering dianggap sebagai bagian dari biologi evolusioner adalah
filogenetika,
sistematika, dan
taksonomi.
Sistematika
Pohon filogenetik semua kehidupan berdasarkan data
gen rRNA, yang menunjukkan perpisahan antara tiga domain
bakteri,
arkea, dan
eukariota seperti yang dideskripsikan oleh
Carl Woese.
Pohon yang dibentuk berdasarkan gen lain juga sangat mirip, meskipun
mungkin penempatan percabangan berbeda-beda akibat evolusi rRNA yang
cepat. Hubungan pasti antara ketiga domain tersebut masih diperdebatkan.
Peristiwa
spesiasi menghasilkan hubungan antar spesies yang dapat distrukturisasi seperti pohon.
Sistematika mempelajari hubungan tersebut, dan perbedaan, dan kemiripan antara spesies, dan sekelompok spesies.
[51] Namun, sistematika sudah menjadi bidang penelitian yang aktif jauh sebelum pemikiran evolusi menyebar luas.
[52]
Secara tradisional, kehidupan dibagi menjadi lima kingdom:
Monera;
Protista;
Fungi;
Plantae;
Animalia.
[53]
Namun, banyak ilmuwan yang menganggap sistem lima kingdom ini sudah
ketinggalan zaman. Sistem klasifikasi modern biasanya dimulai dengan
sistem tiga domain:
Archaea (awalnya Archaebacteria);
Bacteria (awalnya Eubacteria), dan
Eukaryota (termasuk
protista,
fungi,
tumbuhan, dan
hewan)
[54] Domain tersebut didasarkan pada keberadaan nuklei pada sel, dan perbedaan komposisi kimia bagian luar sel.
[54]
Selain itu, setiap kingdom dibagi hingga pada tingkatan spesies. Urutannya adalah:
Domain;
Kingdom;
Filum;
Kelas;
Ordo;
Famili;
Genus;
Spesies.
Di luar kategori ini terdapat sejumlah
parasit intraseluler yang ada “di tepi kehidupan",
[55]
yang berarti banyak ilmuwan yang tidak mengklasifikasikan struktur
tersebut sebagai kehidupan karena ketiadaan satu atau lebih fungsi atau
ciri kehidupan (contohnya ketiadaan aktivitas
metabolisme). Struktur tersebut diklasifikasikan sebagai
virus,
viroid,
prion, atau
satelit.
Nama ilmiah organisme berasal dari genus, dan spesiesnya. Misalnya, nama ilmiah spesies manusia adalah
Homo sapiens.
Homo adalah genusnya, dan
sapiens
adalah spesiesnya. Ketika menulis nama ilmiah suatu organisme, huruf
pertama harus ditulis dengan menggunakan huruf besar, dan selebihnya
dalam huruf kecil. Selain itu, nama ilmiah dapat dimiringkan atau
digarisbawahi.
[56][57]
Sistem klasifikasi yang banyak digunakan saat ini adalah
taksonomi Linnaeus. Sistem ini meliputi tingkatan, dan
tatanama binomial. Cara penamaan organisme diatur oleh persetujuan internasional seperti
International Code of Botanical Nomenclature (ICBN),
International Code of Zoological Nomenclature (ICZN), dan
International Code of Nomenclature of Bacteria (ICNB). Klasifikasi
virus,
viroid,
prion, dan agen sub-viral ditentukan oleh
International Committee on Taxonomy of Viruses (ICTV), dan sistemnya disebut International Code of Viral Classification and Nomenclature (ICVCN).
[58][59][60][61]
Sebuah usulan yang disebut
BioCode
diterbitkan pada tahun 1997 dengan maksud untuk menstandardisasi tata
nama di tiga bidang tersebut, namun usulan ini masih belum diterapkan.
[62]
BioCode tidak banyak diperhatikan semenjak tahun 1997; rencana
penerapannya pada tahun 1 Januari 2000 tidak banyak disadari. Revisi
BioCode yang tidak mengganti kode yang ada, dan hanya menyediakan
konteks pemersatu diusulkan pada tahun 2011.
[63][64][65] Namun,
International Botanical Congress pada tahun 2011 menolak mempertimbangkan usulan BioCode.
ICVCN berada di luar ranah BioCode karena BioCode tidak meliputi klasifikasi virus.
Ekologi dan lingkungan
Ekologi mempelajari persebaran, dan berlimpahnya kehidupan, serta interaksi antara organisme dengan lingkungannya.
[66] Habitat suatu organisme dapat dideskripsikan sebagai
faktor abiotik lokal seperti
iklim, di samping keberadaan organisme, dan
faktor biotik lainnya.
[67]
Sistem biologis cukup sulit dipelajari karena ada sangat banyak
interaksi yang mungkin terjadi antara organisme dengan lingkungan,
bahkan dalam skala kecil.
Bakteri di dalam gradien gula memberikan tanggapan terhadap lingkungan sama seperti seekor singa yang sedang mencari makanan di
sabana Afrika. Spesies apapun juga dapat menunjukkan berbagai macam
perilaku, seperti
kerjasama,
agresi,
parasitisme, atau
mutualisme. Masalah menjadi semakin rumit ketika dua atau lebih spesies berinteraksi dalam suatu
ekosistem.
Sistem ekologi dipelajari dalam beberapa tingkatan yang berbeda, dari individu hingga
populasi,
ekosistem, dan
biosfer. Istilah
biologi populasi sering digunakan bergantian dengan
ekologi populasi, meskipun istilah
biologi populasi lebih sering digunakan ketika mempelajari
penyakit,
virus, dan
mikroba,
sementara ekologi populasi lebih sering dipakai ketika mempelajari
tumbuhan, dan hewan. Ekologi juga mengacu pada berbagai subdisiplin yang
ada.
Etologi menyelidiki
perilaku hewan (terutama hewan sosial seperti
primata, dan
canid), dan kadang-kadang dianggap sebagai cabang
zoologi. Etolog juga mempelajari
evolusi perilaku, dan mencoba memahami perilaku dalam konteks
seleksi alam. Salah satu etolog modern pertama adalah
Charles Darwin, karena bukunya yang berjudul
The Expression of the Emotions in Man and Animals memengaruhi etolog-etolog penerusnya.
[68]
Biogeografi terkait dengan persebaran organisme di
Bumi,
[69], dan memusatkan perhatian pada topik seperti
tektonika lempeng,
perubahan iklim,
persebaran,
migrasi, dan
kladistika.
Cabang-cabang
Pada masa kini, biologi mencakup bidang akademik yang sangat luas, bersentuhan dengan bidang-bidang
sains yang lain, dan sering kali dipandang sebagai ilmu yang mandiri. Berikut adalah cabang-cabang utama biologi:
[70][71]
- Aerobiologi – mempelajari partikel organik di udara
- Agrikultur – mempelajari proses produksi hasil panen, dan lebih menekankan pada penerapannya
- Anatomi – mempelajari bentuk, dan fungsi tumbuhan, hewan, dan organisme lain (terutama manusia)
- Arachnologi – mempelajari arachnida
- Astrobiologi – mempelajari evolusi, distribusi, dan masa depan kehidupan di alam semesta—juga disebut eksobiologi, eksopaleontologi, dan bioastronomi
- Biofisika
– mempelajari proses biologis dalam kerangka fisika, dengan menerapkan
teori, dan metode yang secara tradisional digunakan dalam ilmu fisika
- Biogeografi – mempelajari persebaran spesies dalam konteks keruangan, dan waktu
- Bioinformatika – penggunaan teknologi informasi untuk meneliti, mengumpulkan, dan menyimpan data genomik atau data biologis lainnya
- Biokimia – mempelajari reaksi kimia yang diperlukan kehidupan agar tetap berfungsi, biasanya pada tingkatan seluler
- Biologi bangunan – meneliti lingkungan hidup di dalam ruangan
- Biologi evolusioner – mempelajari asal usul, dan nenek moyang spesies
- Biologi integratif – mempelajari semua organisme
- Biologi kelautan (atau oseanografi biologis) – mempelajari ekosistem , tumbuhan, hewan, dan kehidupan samudra lainnya
- Biologi konservasi – mempelajari pelestarian, perlindungan, dan pemulihan lingkungan alam, ekosistem alam, vegetasi, dan margasatwa
- Biologi lingkungan – mempelajari dunia alam secara keseluruhan atau dalam wilayah tertentu, terutama dampak manusia terhadapnya
- Biologi molekuler – mempelajari biologi, dan fungsi biologi dalam tingkatan molekuler, bertumpang tindih dengan biokimia
- Biologi populasi – mempelajari sekelompok organisme, termasuk
- Biologi perkembangan – mempelajari proses pembentukan organisme dari zigot
- Biologi sel – meneliti sel sebagai satuan yang utuh, dan interaksi molekuler, dan kimia yang terjadi di dalam sel
- Biologi struktural – cabang biologi molekuler, biokimia, dan biofisika yang terkait dengan struktur molekuler makromolekul biologis
- Biologi sintetis – mengintegrasi biologi dengan teknik; membuat fungsi biologis yang tidak ada di alam
- Biomatematika (atau biologi matematis) – penelitian proses biologis secara kuantitatif atau matematis, dan lebih menekankan pada permodelan
- Biomekanika – penelitian mekanika kehidupan yang lebih menekankan pada penerapan melalui prostetik atau ortotik. Bidang ini sering dianggap sebagai cabang kedokteran
- Biomusikologi – mempelajari musik dari sudut pandang biologis
- Bioteknologi
– cabang biologi yang baru, dan kadang-kadang kontroversial yang
mempelajari manipulasi materi hidup, termasuk modifikasi genetik, dan biologi sintetik
- Botani – mempelajari tumbuhan
- Ekologi – mempelajari interaksi antara organisme dengan lingkungannya
- Embriologi – mempelajari perkembangan embrio (dari pembuahan hingga kelahiran)
- Entomologi – mempelajari serangga
- Epidemiologi – komponen penting dalam penelitian kesehatan, mempelajari faktor yang memengaruhi kesehatan suatu populasi
- Epigenetik – mempelajari perubahan ekspresi gen atau fenotip seluler yang diakibatkan oleh mekanisme selain perubahan rangkaian ADN
- Etologi – mempelajari perilaku hewan
- Farmakologi – mempelajari persiapan, penggunaan, dan pengaruh obat-obatan
- Fisiologi – mempelajari cara kerja organisme hidup serta organ-organnya
- Fitopatologi – mempelajari penyakit pada tumbuhan (juga disebut patologi tumbuhan)
- Genetika – mempelajari gen, dan pewarisan
- Hematologi – mempelajari darah, dan organ pembentuk darah
- Herpetologi – mempelajari reptil, dan amfibi
- Histologi – mempelajari sel, dan jaringan, cabang mikroskopik anatomi
- Iktiologi – mempelajari ikan
- Kriobiologi – mempelajari pengaruh suhu yang rendah terhadap kehidupan
- Limnologi – mempelajari perairan di daratan
- Mamalogi – mempelajari mamalia
- Mikrologi – meneliti organisme mikroskopik (mikroorganisme), dan interaksinya dengan kehidupan lainnya
- Mikologi – mempelajari fungi
- Neurobiologi – mempelajari sistem saraf, termasuk anatomi, fisiologi, dan patologinya
- Onkologi – mempelajari proses kanker
- Ornitologi – mempelajari burung
- Paleontologi – mempelajari fosil, dan bukti geografis kehidupan prasejarah
- Patobiologi atau patologi – meneliti penyakit, seperti penyebab, proses, ciri, dan perkembangannya
- Parasitologi – mempelajari parasit, dan parasitisme
- Penelitian biomedis – meneliti tubuh manusia yang sehat, dan sakit
- Psikobiologi – mempelajari dasar psikologi secara biologis
- Sosiobiologi – mempelajari dasar sosiologi secara biologis
- Teknik biologis
– mempelajari biologi dari sudut pandang teknik, dan lebih menekankan
pada pengetahuan terapan. Bidang ini terkait dengan bioteknologi
- Virologi – mempelajari virus, dan agen yang seperti virus
- Zoologi – mempelajari hewan, termasuk klasifikasi, fisiologi, perkembangan, dan perilaku (cabang meliputi entomologi, etologi, herpetologi, iktiologi, mamalogi, dan ornitologi)
sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Biologi